Self Accepting


Dulu di Sekolah Dasar aku selalu meraih juara pertama di kelas sejak kelas 1- 6. Dan seringkali aku ditunjuk sebagai ketua kelas karena dianggap paling pintar dan bisa memimpin teman-teman yang lain (setelah kupikir-pikir aneh juga ini). Namun, sejak kelas 1 sampai lulus SD, aku mendapat perlakuan yang sangat tidak menyenangkan dari teman-temanku yaitu bulliying. Temen cowok dikelas selalu membully ku karena fisik ku yang cukup berbeda dengan yang lain, rambutku keriting, kulitku paling putih (pada jaman itu aja coy), bibirku tebal, hidungku pesek dan perbedaan keyakinan kepercayaan. Namanya juga anak-anak, belum ngerti cara menerima perbedaan.


Awalnya aku selalu menangis ketika pulang sekolah dan ingin mencari pembelaan dari orangtuaku, tapi orangtuaku nggak pernah gubris semua laporanku dan mereka hanya bilang yang penting kamu sekolah yang pinter. So, itu yang membuatku menjadi anak yang cukup mengerikan untuk seumuran anak SD.  Karena pada dasarnya aku memiliki sikap pemarah dan kasar. Saat aku menjadi ketua kelas , aku menjadi ketua kelas yang sangat galak, kejam, dictator cilik yang sok jago. Seringkali aku berantem dengan teman cowok, sok keren gitu lah kalo berantem sama lawan jenis ahahaha. Tidak hanya itu, aku akan menghalalkan semua cara agar nilai ku tetap paling tinggi dengan cara menyontek.


Alhasil, bukan teman yang kudapat, tetapi musuh yang semakin banyak serta bullyan yang makin pedas. Seringkali demi teman-teman suka padaku, aku korbankan uang jajanku untuk belikan temenku jajan (money politik niih). Oiya, apakah aku punya teman perempuan? Tentu ada, namun yang tulus hanya bisa dihitung jari. Sisanya hanya baik kalau didepanku agar aku bisa beri contekan kepada mereka. Dibelakang ku, yaa tetep ajaaa pada ga suka sama ku (fix karena gue nyebelin juga sih).

Setelah lulus SD, masa-masa suram itu berakhir. Aku sekolah di SMP kota yang lingkungannya sangat baik. Disini aku bertemu temen-temen yang jauh lebih open minded dengan perbedaan fisik dan kepercayaan. Namun secara tidak sadar, aku membawa masalalu kelam ku di SD. Aku sangat menjaga jarak dengan pertemanan terutama berteman dengan cowok. Aku selalu merasa, I’m not pretty enough, pasti temen-temen cowok ga suka ngobrol or berteman sama aku. Itu berlangsung sampai kuliah looohh.. Sampai semester pertengahan masa kuliah aku masih menganggap bahwa cowok-cowok hanya mau berteman sama cewek cantik, cewek lucu, atau cewe ceriwis. Dan aku tidak ada di 3 bagian itu. Aku sangat minder, karena masih terbayang dengan label yang diberikan temen-temen SD ku bahwa aku tidak cantik.


Rasa minder itu membuatku sangat tidak tertarik bergaul dengan anak-anak cowo, padahal aku kuliah di jurusan yang 90% dikelas adalah mahasiswa cowok. So, gimana aku bisa bertahan? Jujur sangat susah buatku untuk beradaptasi karena mau ga mau aku harus kerja kelompok dan berurusan dengan temen cowok. Aku selalu menempatkan posisi dimana temen cowok hanya untuk urusan kuliah, urusan lain noweii…


Sampai suatu ketika aku bergabung di sebuah komunitas namanya Connect Group, komunitas rohani yang ada di gerejaku waktu itu. Aku di ajakin kokonya temenku. Lalu aku join dan ternyata didalamnya banyak temen cowok juga. Dan luarbiasanya, di CG(Conncet Group), aku merasa diterima bukan hanya sama temen cewek, tp temen cowok juga. Aku bisa ngobrol banyak, mereka sangat menghargai keberadaanku, dan jujur itu perlahan mengubahkan hatiku. Mereka jauh lebih tertarik dengan potensi ku dibanding dengan kelemahan-kelemahanku. Akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan masalalu dan pengampuni semua yang terjadi dibelakang, sehingga aku bisa mengalami banyak pembentukan terutama di area gambar diri. Perubahan demi perubahanpun aku alami. Aku mulai nyaman dimanapun aku berada tanpa pusing dengan pemikiran orang tentang ku, aku belajar menerima diriku karena Tuhan menciptakan aku segambar dan serupa denganNya.


Suatu hari ada kejadian lucu yang sampai sekarang masih aku ingat. Ketika aku persiapan pelayanan musik, kami memang diharuskan untuk make up setiap kali pelayanan. Disitu ada seorang cece yang sedang membenahi rambutku. Secara gak sadar aku ngedumel, “Yaa ginilah ceee rambutku susah diatur, jadi bingungkan harus diapa-apain. Enak ya yang rambutnya lurus...” . Kemudian cece itu menjawab, “Oyooon, kalo rambut kamu bagus, kamu bisa nyanyi, bisa main musik, jadi sombong kau nanti hahahaha” sambil ketawa-tawa beliau menjawab. Setelah itu aku merenungkan bahwa Tuhan ga hanya memberkati kita berupa bentuk fisik aja, tetapi value dan talenta yang kita miliki itu semua juga asset terbaik dalam hidup kita yang Tuhan udah kasih. So, buat apa muka cakep tapi hatinya menjauh dari Tuhan? Buat apa rambutmu mengkilau bak kaca kena sinar matahari tapi itu membuatmu angkuh?


Selama ini aku hanya melihat apa yang kurang dari hidupku, kurang mancung, kurang putih, kurang lurus rambutnya, kurang ini, kurang itu.. Tapi aku lupa bahwa kasih karunia Tuhan itu SANGAT CUKUP buat hidupku.


Aku bersyukur ketika aku bisa menerima diriku sendiri, aku mulai mudah bergaul dengan siapapun. Dan sekarang aku bekerja dengan pekerjaan yang notabennya mayoritas laki-laki didalamnya.. Tapi aku ga pernah lagi minder karena merasa kurang ini kurang itu, tapi aku mau memuliakan Tuhan Allah ku dengan segala yang aku punya.


So, bagi kalian yang masih merasa minder, merasa ga mampu, merasa aku ini bukan siapa, jangan pernah itu membuat engkau gagal mencapai destiny mu. Tuhan menciptakan kita semua sesuai dengan  takanranNya. Nggak usah banyak protes, mari kita lakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki dan mengejar sesuatu yang kekal. Sebab Tuhan tidak pernah tertarik dengan apa yang tidak kau miliki, tapi Ia sangat tertarik dengan apa yang sudah ada di genggamanmu untuk kemuliaan namaNya. Be blessed :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Berfaedah

Golden Heart part I