Golden Heart part I
Satu kata yang tiba-tiba muncul di hati ku. Sebuah kata
yang secara tersurat yang mungkin sangat mudah dipahami. “Golden heart”, atau hati yang terbuat
dari emas. Beberapa hal yang merhema
dihati ku tentang kata itu. Golden heart adalah sebuah hati yang telah teruji,
melewati banyak proses pemurnian dan pada akhirnya didapati murni. Hmm, kali ini Tuhan ajari aku tentang golden heart yang dimiliki oleh Yusuf, Daud, dan Tuhan Yesus.
Yusuf
Yak, dimulai dari bagian awal alkitab. Pasti sudah banyak yang mengerti tentang kisah Yusuf. Yusuf atau yang memiliki nama lain
Zafanat-Paaneah adalah salah satu tokoh yang memiliki golden heart.
Proses-proses yang dilalui Yusuf hingga akhir yang membuktikan betapa kasih Yusuf kepada
Allah ayahnya (Yakub) teruji.
Sejak usia 17 tahun, Yusuf diberi visi oleh Tuhan
melalui mimpi-mimpi nya pada Kejadian 37 yaitu mimpi berkas-berkas kakaknya yg sujud kepada berkas milik Yusuf. Namun yang terjadi ketika Yusuf meceritakan mimpinya itu kepada saudaranya, ia malah dicemooh
dan semakin dibenci oleh kakak-kakaknya. Bahkan ayahnya pun juga turut menentang mimpi Yusuf. Singkat cerita, Yusuf dilemparkan
kedalam sumur oleh saudara-saudaranya karena saking bencinya
mereka terhadap Yusuf (Kej 37:24). Tidak cukup dengan itu, Yusuf dijual kepada orang
midian untuk menjadi budak dan dibawa ke mesir. Di mesirpun Yusuf dijual
oleh orang midian itu kepada potifar, kepala pengawal Firaun. Dirumah Potifar, Yusuf mendapat kasih oleh tuannya dan diangkat sebagai
penanggung jawab seisi rumahnya. Namun Yusuf harus mengalami difitnah karena Yusuf tidak mau
diajak tidur dengan istri Potifar. Akhirnya Yusuf dipenjarakan oleh Potifar. Di dalam penjara, Yusuf juga mengalami proses dimana ia dilupakan oleh kepala juru minum
istana atas janji yang mereka sepakati.
Begitu banyak proses yang
Yusuf alami selama hampir 13 tahun. Yusufpun sadar dan mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tidak layak untuk mengalami
penderitaan itu semua (Kej 40:15). Namun, disini letak kemurnian hati Yusuf teruji. Kalau dipikir-pikir, hal apa sih yang bisa membuat Yusuf menetapkan
hatinya untuk tidak kecewa dan sakit hati? Kalau pada masa sekarang terjadi
kepada kita segala penderitaan yang seperti Yusuf alami, mungkin memilih untuk tidak sakit
hati dan percaya kepada Tuhan itu sangat mungkin. Sebab kita bisa belajar dari
tokoh-tokoh iman yang di alkitab dan mungkin kita memiliki saudara seiman yang
dapat menguatkan kita. Tapi pada masanya Yusuf? Siapa yang bisa menguatkan hati
Yusuf di saat ia mengalami penderitaan? Sedang ia berada di luar dari negerinya
sendiri yang notabennya belum mengenal Tuhan Allah ayahnya (Allah Israel). Pada
masa sebelumnya pun pekerjaan Allah belum terlalu banyak dinyatakan atas Israel.
Disini kita bisa belajar bahwa Yusuf memiliki iman yang bisa dibilang tanpa
alasan yang kuat untuk tetap beriman, tapi Yusuf lakukan itu. Mungkin kalo
waktu itu udah ada lagu
“Sedalamnya hati ku Kau pun tahu
Mungkin lagu ini yang menjadi jeritan hati Yusuf. Apabila Yusuf menyimpan semua sakit hati dan
kecewa kepada kakak-kakaknya, mungkin bangsa Israel tidak akan pernah berada di Mesir dan misi Tuhan pasti gagal untuk memperbanyak jumlah bangsa Israel supaya menjadi bangsa yang besar.
Namun, Yusuf mengambil segala sesuatu
yang terjadi dihidupnya adalah bagian dari visi Tuhan (Kej adian 45 : 5-8) " Tetapi sekarang, jangan merasa susah hati dan jangan marah terhadap dirimu sendiri karena kamu menjualku kemari; karena demi memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku pergi mendahului kamu". Sebuah respon hati yang sungguh ajaib. Ketika hatinya hancur saat ia bertemu saudaranya dengan alasan ia merindukan saudaranya, itulah titik kemurnian hati
Yusuf teruji. Tak ada satupun kata kecewa yang pernah ia lontarkan. Ia dapat
meresponi setiap penderitaan yang ia alami dengan benar.
“Sedalamnya hati ku Kau pun tahu
Dan kasih Mu tak jauh
dalam jiwa ku
Didalam kesesakan, didalam kemenangan,
ku tahu Engkau slalu
bersamaku..”
Mungkin lagu ini yang menjadi jeritan hati Yusuf. Apabila Yusuf menyimpan semua sakit hati dan
kecewa kepada kakak-kakaknya, mungkin bangsa Israel tidak akan pernah berada di Mesir dan misi Tuhan pasti gagal untuk memperbanyak jumlah bangsa Israel supaya menjadi bangsa yang besar.
Namun, Yusuf mengambil segala sesuatu
yang terjadi dihidupnya adalah bagian dari visi Tuhan (Kej adian 45 : 5-8) " Tetapi sekarang, jangan merasa susah hati dan jangan marah terhadap dirimu sendiri karena kamu menjualku kemari; karena demi memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku pergi mendahului kamu". Sebuah respon hati yang sungguh ajaib. Ketika hatinya hancur saat ia bertemu saudaranya dengan alasan ia merindukan saudaranya, itulah titik kemurnian hati
Yusuf teruji. Tak ada satupun kata kecewa yang pernah ia lontarkan. Ia dapat
meresponi setiap penderitaan yang ia alami dengan benar.
Sekarang bagaimana dengan hati kita? Apakah
hal-hal yang kita alami membuat kita tawar hati dan kecewa? Adakah kita punya hak untuk marah dan kecewa? Yusuf sudah melewatinya terlebih dahulu :)
Dipostingan berikutnya aku akan share kesaksian ku mengenai golden heart ini. :) Gb
Dipostingan berikutnya aku akan share kesaksian ku mengenai golden heart ini. :) Gb
Komentar
Posting Komentar